Kamis, 30 Juli 2015

Mau Lebaran? Jauhi SATE ya...



Mau Lebaran? Jauhi SATE ya...

By : Satria

Selamat hari lebaran...
Minal a'idizin wal faidzin...
Mari bersalam salaman...
Kita bermaaf maafan...

Entah kenapa setiap kali lebaran kayak gini nih, sy selalunya inget lirik lagu tersebut. Kayaknya belum afdhal kalo lebaran itu gak denger kata "minal a'idzin wal faidzin", atau saling minta maaf, atau makan kupat dan opor ayam, tul gak guys? Hehe...

Banyak cara dan ragam saudara-saudara muslim kita merayakan dan mengapresiasikan kegembiraan serta kebahagiaannya saat ramadhan berakhir, mulai dari bakar-bakar petasan, ngecat rumah dan ganti perabotan, kirim ucapan selamat di medsos atau kartu lebaran, takbir keliling naik kendaraan, masak aneka kue dan banyak makanan, hingga halal bihalal untuk maaf-maafan, komplit sudah... hehe...

Sebenernya gak ada masalah sih dengan acara-acara tersebut sob, apalagi memang salah satu makna dari 'ideul fitr adalah hari untuk makan-makan atau bergembira, jadi sah-sah aja guys.

But wait guys, karena agama Islam adalah agama yang penuh rahmat (kasih sayang atau keramahan), maka sudah seharusnya nih sob klo kepribadian dan juga cara mengapresiasikan kegembiraan itu kudu ada nilai rahmatnya juga loh, tidak asal hantam atau maen ribak aja bro (minjem bahasa anak medan nih), kudu diperhatikan aturan, adab serta larangan-larangannya juga. (mulai serius nih)

Bukan berarti kita gak boleh melakukan hal-hal di atas bro, hanya saja kita kudu berhati-hati dan jangan kebablasan, kayak mobil yang gak ada rem gitu.

So, klo kita mau merayakan lebaran dengan acara di atas, silahkan saja guys, asal kita bisa menjauhi SATE, iya bener SATE...

SATE ini bahaya banget bro, apalagi saat lebaran kayak gini, saya yakin kamu pasti juga sebenarnya gak mau ada SATE saat lebaran kan? Iya kamu...

Yang bener dong, masak SATE gak boleh saat lebaran? Boong amat lu!!!

Yaah... gak percaya nih? Ayuuk deh disimak klo gitu...

1. S-alaman dengan non mahram.

Klo kita ngikutin potongan bait kata dalam lagu di atas tadi, sudah seharusnya lebaran itu saling salam-salaman kan? So pasti lah...

Eit... tunggu dulu sob, gak selamanya salaman itu baik loh, apalagi salamannya ada maksud tersembunyi atau salamannya lengkeeet kayak perangko... apaan sih...

Tapi bener sob, ini bukan main-main, salaman ini bisa jadi masalah besar klo kita gak memperhatikan adab dan larangannya, gak percaya?

Coba deh simak hadits RasuluLlah ﷺ berikut

“Andaikata kepala salah seorang dari kalian DITUSUK dengan jarum besi, itu lebih baik baginya daripada menyentuh (baik dengan rabaan atau salaman) wanita yang tidak halal baginya.” (HR. Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi)

Mungkin ada yang mau bilang, "kan di dalam hadits cuma disebut menyentuh, bukan salaman kan?"

Oke fine, mari kita tengok hadits berikut yang menjadi syawahid (penguat) dari hadits di atas...

"Sesungguhnya aku tidak pernah berjabat tangan dengan wanita.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah, An-Nasa'i).

Bagaimana bro? Udah jelas kan?

"Trus kita kudu salaman sama siapa aja dong?"

Tenang... tenang... jangan sedih gitu dong :D

Yang jelas, larangan salaman ini adalah ke selain mahrom kita guys, klo mahrom mah gak ada masalah.

Udah tahu kan apa itu mahrom? (Jangan ngetes gitu dong) :piss:

Secara sederhananya, mahrom itu adalah orang yang HARAM untuk kita nikahi. Oiya, jangan salah sebut juga ya, mahrom dengan muhrim itu beda loh, klo mahrom adalah orang2 yang haram dinikahi, sedangkan muhrim adalah orang yang sedang berihram, catet ya...

Lalu siapa aja mahrom bagi seorang laki-laki?

1. Semua laki-laki tentunya,
2. Ibu kandung kita, termasuk nenek, buyut dan seterusnya ke atas,
3. Anak perempuan kita, termasuk juga cucu,
4. Saudara perempuan,
5. Bibi dari jalur ayah,
6. Bibi dari jalur ibu,
7. Anak perempuan dari saudara laki-laki,
8. Anak perempuan dari saudara perempuan,
9. Istri dari ayah (bukan ibu kandung),
10. Ibu dari istri (ibu mertua),
11. Anak perempuan dari istri (robibah), yaitu istri yang kita nikahi sudah memiliki anak, dengan syarat ibunya telah berkumpul dengan kita,
12. Istri dari anak kita (menantu),
13. Wanita yang menyusui kita dan ibunya wanita tersebut,
14. Anak perempuan dari wanita yang menyusui kita (saudara sepersusuan),
15. Saudara perempuan dari wanita yang menyusui kita (bibi sepersusuan),
16. Anak perempuan dari anak perempuan dari wanita yang menyusui kita (anak dari saudara sepersusuan),
17. Ibu dari suami dari wanita yang menyusui kita,
18. Saudara perempuan dari suami dari wanita yang menyusui kita,
19. Anak perempuan dari anak laki-laki dari wanita yang menyusui kita (anak dari saudara sepersusuan)
20. Anak perempuan dari suami dari wanita yang menyusui kita, dan
21. Istri lain dari suami dari wanita yang menyusui kita,

Trus klo mahromnya wanita siapa aja?

1. Seluruh wanita,
2. Ayah kandung, termasuk kakek dan seterusnya ke atas,
3. Anak laki-laki kandung, termasuk cucu dan seterusnya,
4. Saudara laki-laki, baik saudara kandung, maupun saudara sebapak, ataupun saudara seibu saja,
5. Keponakan, baik keponakan dari saudara laki-laki maupun saudara perempuan dan anak laki-laki mereka),
6. Paman, baik paman dari ibu maupun dari bapak,
7. Bapak persusuan (suami dari ibu susu),
8. Anak laki-laki dari ibu susu,
9. Saudara laki-laki sepersusuan,
10. Keponakan persusuan (anak saudara sepersusuan),
11. Paman persusuan (saudara laki-laki dari bapak atau ibu susu),
12. Ayah mertua (ayah suami),
13. Anak tiri (anak dari suami atau istri lain),
14. Ayah tiri (suami ibu tapi bukan ayah kandungnya), dan
15. Menantu laki laki.

Udah jelas kan bro?


2. A-ntara bahagia dengan foya-foya.

Satu lagi hal yang harusnya dihindari saat lebaran adalah membuang-buang harta atau makanan untuk yang tidak diperlukan, atau dikenal dengan istilah mubadzir.

Kebanyakan kita nih seringnya menjadikan alasan "bahagia" sebagai pembenar dari tindakan mubadzir ini, padahal hal tersebut adalah termasuk perkaya yang foya-foya alias mubadzir.

Misalnya nih ya, kita lebih "ridho" membeli petasan hingga keluar uang ratusan ribu, tapi pas infaq di masjid paling banter cuma goceng, alamak...

Atau beli kue atau makanan seabreg, yang ujung2nya cuma jadi simpanan (maksudnya dibuang karena udah jamuran kelamaan disimpan).

Tuh kan... bahagia sih boleh aja bro, masa dilarang. Seneng-seneng juga silahkan aja, mumpung ada kesempatan kan. Tapi inget ya guys, jangan sampe dengan alasan bahagia dan ingin seneng2 tersebut, malah kita jadi terjebak dengan sikap foya-foya alias mubadzir loh, padahal orang yang mubadzir itu temen akrabnya setan loh, iiih....

"Aah... sok tahu ente bro, kata siapa tuh?"

Nih coba deh dibaca,

"Sesungguhnya mubadzir (orang yang boros) itu adalah saudara-saudaranya setan..." (QS. Al-Isra' : 27)

Udah percaya kan?


3. Tinggalkan sholat demi yang tak bermanfaat.

"Duh gimana ya bro, saya kan lagi namu pas adzan, masa saya harus ngacir ke masjid sih..."

"Iya nih, saya juga kan ketiduran bro pas adzan, soalnya kenyang banget bro, hehe..."

"Aku juga dah dandan nih, klo wudhu kan jadi luntur dandanannya, trus gimana dong?"

Yaelah bro sis... tuh alesan bisa aja begitu :D

Sholat itu paling lama cuma 20 menit loh, biasanya sih rata-rata 15 menit malah. Emangnya ngelonggarin waktu 15 menit itu berat ya?

Coba deh dipikir, kalo seandainya Allah ﷻ juga menunda-nunda rejeki atau jodoh kita gimana??? Bisa jadi jones seumur hidup kita bro!!! Menyedihkan sekali ya...

Atau coba misalnya Allah ﷻ juga "males" nyembuhkan jerawat atau bisul di wajah dan badan kita, apa kata dunia???

Trus kita dengan seenaknya mau nunda-nunda dan males-malesan untuk sholat gitu? Tapi giliran doa aja pengennya cepet dikabulin, enak bener klo gitu...

Plis deh bro sis, sholat itu hukumnya wajib loh, gak bisa ditawar lagi. Kita bakal menanggung dosa yang besar klo kita ninggalin satu saja waktu sholat kita, apalagi semua waktu ditinggalinnya, Yaa Salaam...

Namu bisa dipending, makan pun bisa ditaruh piring, jangan juga terburu-buru untuk shoping.

Tapi klo sholat, jangan sampe deh dianggap gak penting, ntar di akhirat emang mau jadi pusing tujuh keliling???


4. E-nggan teruskan kebiasaan baik saat ramadhan.

Terakhir nih bro, hal yang harus dijauhi saat lebaran adalah rasa malas untuk beribadah saat lebaran, duh duh...

Disadari atau tidak, semua orang rasa-rasanya mudah dan semangat sekali untuk beribadah saat bulan ramadhan.

Yang biasanya berat bangun malam, pas ramdhan gampang banget bangunnya, yah walaupun karena tuntuntan sahur :D.

Yang biasanya berat baca quran, pas ramadhan malah bisa khataman pas sebulan. Infaq, sedekah, dan ibadah-ibadah lainnya juga kayaknya ringan dikerjakan, ya gak?

Tapi yang jadi masalah, semangat itu kayaknya cuma berlaku sebulan aja ya, udah mirip kayak masa aktif voucher pulsa hape kita aja ya -_-

Istiqomah itu penting guys, bahkan nih ya, amalan atau ibadah yang dicintai oleh Allah ﷻ itu bukan yang banyak dan berat, tapi yang sedikit namun rutin dikerjakan (dawam).

RasuluLlah ﷺ bersabda,

"Amalan yang paling dicintai Allah ﷻ adalah yang rutin dikerjakan, walau hanya sedikit" (HSR. Bukhari)

Inget aja rumusnya bro, dikit tapi rutin itu lebih disukai Allah ﷻ, daripada banyak tapi cuma numpang lewat aja, apalagi banyak tapi limited edition, ada masa aktifnya pulak, alamak...

So, keep istiqomah ya guys, dan jangan ada SATE saat lebaran ya, deal...


0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Supported By:

Supported By:
warungkoski.com
Diberdayakan oleh Blogger.