Kamis, 06 Agustus 2015

Puisi Balasan Untuk "Warga Bali"

Wahai warga Bali...
Tidak mengapa mereka berbikini.
Apalagi berdandan seksi.
Asal faham waktu dan lokasi.
Tidak asal berjemur dan mandi.
Tolong maklumi kami.
Yang memiliki agama yang suci ini.

Wahai warga Bali...
Tak usah kau bicara kebenaran.
Jika logika kau jadikan patokan.
Tak perlu berkomentar.
Jika agama tak kau jadikan standar.
Poligami kalian komentari, pelacuran malah kalian cintai...

Wahai kalian anak pantai Bali...
Tak masalah bagi kami jika rambutmu warna warni.
Kami hanya risih jika harus begini.
Telanjang dan bikini diumbar disana sini.
Namun kalian katakan syahwat tak menari.
Ataukah kelelakian kalian telah mati?

Wahai warga Bali...
Terima kasih undangan kalian ini.
Kan kami terima dengan senang hati.
Akan tetapi, kami ini lelaki sejati.
Memiliki nafsu dan nurani.
Walau rambut tak warna warni.
Kami punya anak istri.
Yang menjadi benteng kami.
Agar tak lagi lirik sana lirik sini.
Bak babi yang lagi birahi.

Wahai warga Bali...
Buat apa mencaci jika mereka tau diri.
Silahkan saja berekreasi.
Apalagi menghilangkan penat diri.
Silahkan saja berkunjung Bali.
Namun harus ingat dan tau diri.
Jangan samakan Indonesia dengan Chili.
Kita punya norma yang harus ditaati.
Tak sekedar berbuat sesuka hati.

Bukan masalah Arab Saudi.
Ini tentang norma dan agama yang suci.
Bumi ini warisan Illahi.
Bukan milik nenek moyang Bali.

Wahai warga Bali...
Masih banyak wanita suci.
Yang pintar dan memiliki nurani.
Tak sekedar berbadan seksi.
Jual murah harga diri.
Kesana kemari telanjang & berbikini.
Bak binatang tak laku lagi!!!

Inilah agama dan jalanku!
Mari saya layani jika engkau siap mati!
Karna itu cita kami yang tertinggi!!!

•••===•••====•••=====•••

Puisi di atas adalah balasan untuk puisi dari (oknum) "warga Bali" berikut,

Bang Haji yang saya hormati.......
Jangan salahkan turis pakai bikini........
Mereka mencari kehangatan matahari......
Di pantai kebanggaan negeri ini.....
Untuk itu tolonglah Bali di pahami........
Tak mungkin berjemur pakai dasi........

Bang Haji yang saya hormati.......
Mulailah engkau introspeksi diri.....
Kelak kau temukan kebenaran sejati.......
Jangan banyak teori.....
Apalagi sok suci.......
Engkau sendiri berpoligami........

Kami anak pantai Bali......
Terbiasa dengan pemandangan begini........
Biarpun rambut warna-warni........
Kami masih punya nurani.......
Tak pernah ada syahwat menari.........

Bang Haji yang saya hormati.......
silahkan engkau datang kemari........
Nikmati alam anugerah ilahi.......
Kami sambut dengan suka hati.......
Surfing pun akan kami ajari.......
meluncur di atas ombak tinggi.......
Akan tetapi............
Janganlah engkau pelototi........
Kalau ada body-body seksi.......
Apalagi sampai birahi.........

Bang Haji yang saya hormati..........
Mereka jangan dicaci maki.......
Apalagi di tuduh pornografi.........
Semua itu keindahan tubuh yang alami........
Dari negeri Sakura sampai Chili.......
Smuanya ada di sini......
Mereka tidak mencari sensasi.....
Tapi menghilangkan Kepenatan sehari-hari........

Jangan fanatik budaya Arab Saudi..........
Ingatlah disini Bali.........
Sensual tapi penuh arti........
Jika kau paksa terapkan di Bali........
Semua itu akan jadi basi.........

Bang Haji yang saya hormati........
Jika engkau sudah datang kemari.......
Satu hal yang saya peringati.........
Meski ada turis cantik sekali.........
Janganlah kau jadikan istri........
Karena istrimu sudah banyak sekali...........

Inilah tanah lahirku!
Saya siap tumpah darah demi BALI!!!
Hidup BALI !

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Supported By:

Supported By:
warungkoski.com
Diberdayakan oleh Blogger.