Rabu, 03 Juni 2015

Kisang Siang... #01


Siang ini, tak ada sesuatu yang aneh rasanya.
Kegiatan pun tak ada bedanya dengan hari sebelumnya.
Cuaca pun juga biasa dan masih terlihat cerah.
Sayup mulai ku dengar alunan adzan indah yang mulai memecah hampa.

Hayya 'alas sholaaah....
Hayya 'alas sholaaah....

Hayya 'alal falaah...
Hayya 'alal falaah...

Demikian mu'adzin dengan lantang menggugah jiwa setiap insan.
Alunan merdu dan syahdu bak cambuk yang siap menghentak siapa yang bermalasan.
Tak kan mungkin jiwa yang berazzam tuk Ummah, rela melewatkannya begitu saja...

Siang ini...

Ku sambut panggilan ini, sama seperti biasanya.
Ku basuh anggota tubuh ini, sebagai tanda siap bersimpuh.
Ku langkahkan kaki ini, menuju tempat yang menjadi tautan hati...

Sholat zuhur siang ini, syahdu dan menyegarkan qalbu.
Rugi rasanya jiwa yang hampa tak pernah menjamahnya.
Obat galau dan gundah yang paling murah harganya.
Bukankah banyak orang yang inginkannya?

"Assalamu'alaykum wa rahmatuLlah...", ucap imam sebagai pamungkas sholat pada siang ini.

Seluruh jama'ah khusyu' tertunduk berdzikir dan mengagungkan Allah ﷻ.
Pun demikian halnya aku yang ikut duduk dan tertunduk.
Namun tiba-tiba aku disadarkan oleh seseorang dari arah belakangku.

"Assalamu'alaykum mas...", ucapnya sembari merendahkan suaranya.

"Wala'alaykumsalam", jawabku ringan.

"Ada apa Jack?", kulihat wajahnya tidak seperti biasa. Ada sedikit semburat pertanyaan yang sepertinya tertahan di sudut wajahnya.

Jack, pemuda ini kudengar dulunya adalah seorang pengedar narkoba di kampungnya. Siapa sih yang gak kenal nama Jack yang cukup fenomenal ini?

Hampir tiap sudut desa, pasti kenal dengan pemuda yang satu ini. Entah sudah berapa lama dia mulai rajin ke masjid, walau belum bisa istiqomah, namun cukup menggembirakan hati ini...

"Anu mas, kulo bade tanglet niki..." (sy mw tanya mas), ia melanjutkan, "istinja' niku nopo nggih? Kulo nembe krungu, jarene sholat kulo mboten ditompo gusti Allah nek istinja' e kulo mboten bener, ngeten niku mas gih?"

"Istinja' itu maksute cebok mas", aku mulai menyusun jawaban yang mudah diterima si Jack, "Nek smpean istinja' ra bener, berarti wudhu' smpean yo melu ra bener alias ra sah. Nek wudhu e ra sah, lha sholate yo pdho ra sah e toh mas..."

"Owh...", ia manggut-manggut, "istinja' berarti bar buang air besar mawon gih mas?", tanyanya lagi.

"Mboten toh mas... istinja' kuwi bar buang air besar &  buang air kecil", aku coba menjelaskan.

"Lha niku wonten doa-doane mboten mas? Nek ra moco doa, istinja' e sah mboten?", ia mulai mencoba menepis rasa ingin tahunya.

"Istinja' niku tujuane gih mbersihke najis mas, mboten wonten doa khususe, sing penting sisa-sisa buang air tadi bersih. Jadi wudhu e sah nek istinja' smpean bener & bersih".

"Matursuwun mas, kulo wedi mas nek sholat kulo niki mboten ditompo gusti Allah ﷻ. Dosa kulo katah mas, nek sholat ra ditompo, lha apa iso kulo masuk surga mas?", ungkap sembari matanya tampak berkaca-kaca.

"Njenengan yg penting istiqomah, sholate jangan bolong2, banyakin istighfar, trus ra sah sing aneh2. Mugo2 gusti Allah ﷻ nerima tobate njenengan mas", aku pun menahan haru yang coba tuk disembunyikan di balik senyum ini.

"Kulo pamit riyen gih mas, matursuwun saget gih...", dia terlihat mulai tersenyum lega, "Assalamu'alaykum mas..."

"Gih misami, sering2 dolan rene yo, wa'alaykumsalam", aku juga membalas senyumnya.

Sepintas, apa yang ditanyakan Jack nampak sepele bagi kita. Masa iya sih istinja' aja gak faham?

Tapi begitulah keadaan ummat Islam hari ini, banyak saudara kita yang mulai jauuuh dari syari'at yang mulia ini, tak kenal lagi sunnah dan malas sekali mengaji.

Rabbana... berilah hidayah-Mu kepada Jack dan juga seluruh pemuda Muslim di setiap jengkal tanah ini, tunjukilah mereka kepada jalan-Mu yang lurus, dekatkanlah mereka kepada para dai-dai yang mengajak mereka kepada jalannya orang-orang mu'min...

Image Source : Google

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Supported By:

Supported By:
warungkoski.com
Diberdayakan oleh Blogger.