Selasa, 19 Juli 2016

Seri 4 : Hari Pertama Di Jalan Hijrah (2)

"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: Tuhan kami ialah Allah kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu." (QS. Fussilat : 30)

***

"Sesungguhnya seluruh anak keturunan Adam itu pasti dan mesti pernah berbuat salah dan dosa", nasehat terakhir Ustadz Ahmad pada malam terakhir pesantren kilat itu.

Beliau melanjutkan, "Dan sebaik-baik orang yang pernah tergelincir dalam khilaf dan dosa, adalah mereka yang dengan segera bertaubat kepada Allah"

"Apakah Allah akan mengampuni dosa yang banyak banget pak ustadz?", pertanyaan Jundi ini memecah keheningan di dalam ruangan saat itu

"Jangankan Jundi, sahabat Nabi saja pernah berbuat dosa, mereka juga pernah melakukan kesalahan. Padahal mereka hidup pada zaman dimana Nabi masih hidup, masih sering kasih nasehat kepada mereka. Sebagian dari mereka masih ada yang suka minum-minuman keras, ada juga yang suka berzina, berjudi, serta dosa-dosa lainnya."

"Para sahabat Nabi ada yang suka main musik juga gak Ustadz?"

"Orang Arab itu mayoritas menyukai syair, dan biasanya syair-syair tersebut selalu diiringi dengan musik-musik. Kalau sudah begitu, biasanya mereka akan mabuk-mabukan dan mengundang penari-penari wanita yang bisa menghibur mereka"

"Berarti gak jauh beda dengan kita disini ya Ustadz?", saya pun penasaran dan ikut memberikan pertanyaan

"Iya betul, selama ia masih berpredikat sebagai manusia dan anak keturunan Nabi Adam, maka pasti ia tidak akan pernah lepas dari jerat dan perangkap dosa dan khilaf. Oleh sebab itu, jadilah kalian sebagai orang-orang yang terbaik!"

"Dengan cara segera bertaubat dari dosa yang pernah kita lakukan ya Ustadz?"

"Betul... segeralah bertaubat, sesali dan jangan ulangi lagi dosa-dosa yang sudah terlanjur kita kerjakan itu. Mudah-mudahan Allah terima taubat kita dan senantiasa memberikan hidayah agar kita tidak mati dalam keadaan sedang bermaksiat kepada-Nya"

Deg...

Kalimat terakhir Ustadz Ahmad serasa mengiang-ngiang di dalam telinga dan pikiranku saat itu.

"...agar kita tidak mati dalam keadaan sedang bermaksiat kepada-Nya"

Ah... tak terasa ada lelehan air hangat yang tiba-tiba membasahi wajahku, buru-buru kuseka air tersebut agar tidak terlihat kawan-kawan yang lain. Entah kenapa semenjak ikut pesantren kilat ini rasanya saya berubah menjadi laki-laki tercengeng di seantero kota Medan saat itu, dikit-dikit nangis, dikit-dikit nangis, nangis kok dikit-dikit, gubrak...

Tak terasa hari itu adalah hari terakhir kebersamaan kami. Pertemuan yang berkesan ini pun harus diakhiri dengan yang namanya perpisahan, sedih. Sebelum berpisah, Ustadz Ahmad sempat memberikan nasehat kepada kami semua, para peserta pesantren kilat akbar,

"Kalian sudah mengenal Allah, maka takutlah kepada-Nya saat kalian tergoda ingin melakukan kemaksiatan. Kalian juga sudah faham bagaimana dahsyat dan ngerinya siksaan di dalam neraka, maka jauhilah segala perbuatan dan dosa yang bisa memasukkan kalian ke dalamnya. Segeralah bertaubat kepada Allah, mumpung badan masih sehat, jangan tunda-tunda lagi. Lalu istiqomahlah untuk selalu beribadah kepada Allah, walau dengan amalan-amalan yang kecil!!!"

"In syaa Allah Ustadzzzz...", kami semua hampir serempak menjawabnya

***

Siang itu saya kembali ke kosan dengan langkah yang sedikit gontai, langkah yang berjalan di atas tanah, namun perasaan dan pikiran terbang jauh meninggalkannya. Bumi yang kupijak saat itu terasa lebih lebar dari biasanya, ataukah jiwaku yang selama ini berlaku sombong telah mengkerdilkannya?
Ah... ada gejolak yang kurasa

Jarak sekolah ke kosan tidak begitu jauh, kurang lebih hanya 100 meter. Oh iya, karena memang rumahku cukup jauh dari sekolah, maka dari awal saat diterima di sekolah ini, aku memutuskan untuk menyewa sebuah kamar kos yang dekat dengan sekolah. Untuk membayar uang sewa tersebut, saya nyambi bantu-bantu tetangga kosan yang punya usaha rental komputer. Dan alhamduliLlah gaji pokoknya saja cukup untuk membayar uang sewa kos saat itu, sedang untuk biaya makan sehari-hari, saya dapat dari sisa uang beasiswa, dana supersemar dan BKM (Bantuan Khusus Murid) yang diberikan sekolah, alhamduliLlah... Itupun masih ada tambahan dari hasil "ngamen" di cafe atau undangan event hiburan yang lumayan untuk ukuran anak SMK saat itu.

Sesampainya di kosan, sejenak kuperhatikan keadaan kamar yang terasa asing untuk sesaat. Terlihat poster besar Curt Cobain terpampang di tembok dekat kasur. Di kamarku emang banyak terpampang poster-poster musisi dan atlet, seperti Green Day, Linkin Park, Ronaldo, Totti, Batistuta, banyak dan hampir memenuhi tembok. Ada perasaan yang beda saat saya duduk memandangi semua poster yang terpampang.

Di kasur terlihat sebuah gitar tergeletak dengan rapi, gitar Yamaha berwarna biru muda itu adalah teman terakrab di saat saya merasa sepi. Biasanya saat seperti ini adalah waktu yang pas untuk bermain gitar, tapi entah kenapa saat itu ada perasaan aneh saat tanganku memegang dan coba memainkannya.

Malam itu, rasanya saya hanya ingin di kamar, menikmati perasaan baru ini, sambil mendengarkan musik! Ya, inilah satu kebiasaanku yang aneh mungkin, gak bisa tidur kalau gak denger musik, hehehe. Namun perasaan ini masih berasa getarannya, perasaan yang mendorong untuk terus menjadi pribadi baru yang lebih baik dari sebelumnya.

Kita memang tak bisa merubah masa lalu
Yang mungkin dipenuhi dengan cerita penuh sembilu
Banyak kenangan yang terkadang membuat ngilu
Apalagi sampai diketahui orang lain, tentu sangat malu.

Siapa yang tak pernah salah?
Siapa yang tak bisa khilaf?

Semua orang pasti pernah berbuat keliru
Aku, dia, mereka juga kamu
Maka jangan berhenti berharap karena masa lalu
Mari kita terus perbaiki diri dan bergerak maju
Segera bertaubat juga perbanyak amalanmu
Untuk menutupi dan memperbaiki dosa-dosa itu
Jangan putus asa karena Allah Maha Tahu
Allah juga akan menerima taubatmu, maka jangan RAGU!!!

Bersambung in syaa Allah

Next : Hari Pertama Di Jalan Hijrah (3)

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Supported By:

Supported By:
warungkoski.com
Diberdayakan oleh Blogger.